Tuesday, 25 March 2014

Wanita Pujaan (2)

cittt..” ku rem dan kumatikan mesin motor tuaku kemudian aku beranikan diri untuk menemui Novi yang kala itu sedang mengistirahtkan badannya yang sangat kecapekan menuntun kendaraannya.
Maaf mbak, saya tadi melihat Mbak sedang menuntun motor, apa bannya bocor/kendaraannya gak bisa nyala?” Tanyaku

Aku melihat begitu ketakutannya wajahnya, membayangkan aku akan melakukan sesuatu buruk kepadanya.
Mas siapa ya? Jangan macem-macem, atau saya teriak nih!” teriak takut Novita

Aku pun coba meyakinkannya, “Tenang mbak saya tak punya niatan jahat apa-apa, tadi saya melihat mbak begitu kepayahan menuntun motor, apa motor mbak sedang bermasalah? Saya menawarkan bantuan kepada Mbak, lagian kalau mbaak teriak juga gak bakal ada orang yang datang kesini”. Dengan senyum aku coba menenangkanya
.
ooh, maaf mas. Iya, ini gak tau kenapa tiba tiba motornya gak mau nyala. Gak tau accunya, atau businya saya gak ngerti” Novita mencoba menjelaskannya pada ku. Terang aja aku tidak terlalu paham masalah mesin-mesin seperti itu, secara tiap hari aku hanya bergelut dengan kabel dan arus yang tak pernah terlepas dari benakku.

Okke mbak, gini saja, karena saya juga belum tau apa permasalahnnya, lebih baik besok aja dibawa ke bengkel, gak mungkin juga malam malam ada bengkel buka, motor mbak biar saya bawa aja, mbak pake dulu motor saya buat pulang kerumah mbak, mbak kosnya dimana ya?” Aku coba tawarkan solusi itu padanya, dengan spontan dia jawab,

Loh apa tidak ngrepoti mas? Lha wong ini dekat aja, biar saya tuntun sendiri? Apa jangan jangan mas nya ini…tolong..

Mbak mbak, saya samasekali gak ingin beriat jahat pada mbak, saya ikhlas, saya merasa bersalah saja kalau membiarkan seorang gadis pulang sendiri dengan menuntun motor ditengah malam kayak gini, kalau ditengah jalan diapa apain orang gimana coba? Jadi saya yang salah udah ngebiarin mbak. Udah, ini KTM saya, ini no hp saya besok kita janji ketemuan di bengkel, saya minta no hp mbak biar gampang hubunginya” 

Itu jawabanku saat itu. Setelah aku berkata demikian, Novita langsung meng-iyakan penawaranku itu, dia beri aku no hp nya, kemudian dia langsung menaiki motorku untuk menuju kekosannya yang ternyata di daerah Jakal. Entah kenapa rasa kekhawatirannya tentang niat jahat yang jangan jangan ada pada diriku, tiba tiba berubah menjadi rasa keperayaanya padaku. Padahal jika dilihat-lihat, jika aku jual motornya, bisa aku dapat harga 1,5 kali lipat motor tuaku. Entah kenapa, prasangka tersebut, hilang dengan sekejap.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Keseokan harinya akupun berjanji untuk bertemu dengannya kembali, disuatu bengkel dekat dengan kos ku. Disana kemudian kami bertemu, dan bertukar motor kembali. Selepas itu, kami menuju sebuah warung, warung yang akan jadi saksi pertemuan kami. Dia mengajaku makan siang bersama dan sebagai ucapan terima kasih dial ah yang saat itu membayari makan siang kami. Kami bercerita banyak tentang sesuatu, baik itu tentang kuliah, organisasi, hobi ya semua canda tawa saat pertemuan awal itu. Sampai tak terasa 1 jam sudah aku membersamainya, dan tiba tiba terdengar

Allahu akbar..Allahu akbar!!
Eh udah adzan , kita solat dulu yuk, kita jamaah aja di masjid, kamu mau jamaah atau solat dirumah?” aku mencoba memotong pembicaraan, kemudian mengajaknya untuk solat.

Em..aku solat dikampus aja ya Ilyas. Soanya aku mau ada rapat asisten, gak enak masak ketuanya datang telat.hehe” balas Novita.
oh gitu, eh tunggu kenapa bisa tau namaku? Padahal tadi aku belum mengenalkan namaku? Dan kamu, oh ya aku belum tau namamu siapa.” Balas aku dengan keheranan

hehe, gimana sih, aku kan tau dari KTM yang kamu kasih kemarin Yas, kamu ini pelupa. Oh ya namaku Novita Dwi Arinda, biasa dipanggil Vita kalau di kampus, Dwi kalau di kos, dan Arinda kalau di kelas. Mau panggil apa aja terserah..

Kemudian aku menawarkan panggilan Novi padanya,
Kalau Novi itu panggilan pas dimana? Dijalan? Hehe”
Kemudian dia menjawab malu, “kalau Novi itu panggilan khusus karena hanya Ayah saja yang memanggilku dengan panggilan Novi

Oke kalo gitu aku panggil Novi aja ya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Semenjak kejadian itu kami sangat sering berinteraksi, baik lewat SMS atupun melalui Medsos. Tapi aku agak cuek, dan sebenernya paham, bahwa semua ada batasan yang harus dilakukan ketika berinteraksi dengan lawan jenis, yah tapi Novi memang seperti itu, selalu dia yang mulai terus. Dan aku dengan terpaksa tetap mengalah.. 

bersambung

No comments:

Post a Comment