Para Maskerer’s
sedang beredar di DIY sekitarnya. Mulai dari yang muda, hingga yang tua. Tentu
saja, hal tersebut berlangsung sebagai dampak dari letusan Gunung Kelut. Kurang
lebih 2 hari yang lalu, tepat malam hari gunung kelut meletus. Dan ngeri untuk
bayangin seberapa jauh, tinggi letusannya. Secara letak gunung itu di Kediri,
dan abu vulkaniknya sampai Jogja bahkan Bandung. Tepat sebelum berangkat kemasjid,
buat solat subuh, keluar, dan menemukan banyak saljunya Indonesia medarat di permukaan, ah bayangannya Gunung Merapi
tercinta, ee, ternyata Kelut. Yang katanya sih, jumlah erupsi kelut itu lebih
besar dari erupsinya merapi dalam 2 hari (jika ditotal). Tapi selama 1 bulan
erupsi kelut yang 2 hari itu berjumlah sama dengan erupsinya merapi
(erupsi=jumlah material yang keluar). Ngeriii....dan bayangkan aja tinggi
eksplosif nya sekitar 20 km..MasyaAllah.
Abu-abu vulkanik yang mendarat di
DIY mengakibatkan kota jogja terselimut kabut debu, jarak pandang terganggu.
Selain itu abu vulkanik juga sangat mengganggu pernafasan dan pengelihatan.
Yah, meski belum pernah ngerasain salju,anggap saja abu sebagai pemanasan
sebelum ketemu salju beneran.hhehe
Dan sepanjang dua hari kebelakang
kita akan sering bertemu dengan orang-orang bermasker, mulai dari masker
berwarna kuning, biru, ataupun orang yang sengaja membalik masker birunya, so
yang kelihatan warna putihnya. Mulai dari masjid, tempat laundry, warung makan
semua orang pake masker, entah gimana yang makan sambil pake masker. Pun dari mulai
yang jadi relawan, bagi-bagi masker gratis, bikin posko bencana, atau yang
sengaja ngebendung selokan buat ngambil airnya untuk ngebersihin abu-abu yang
ada dijalan. Kita akan menemukan Eropanya Indonesia di DIY. Dan sengaja kemarin
jalan2 ke Teknik UGM, pulang ke kosan udah jadi seperti manusia abu, pakaian hitam jadi coklat semua.