Tuesday, 6 January 2015

Gadis Kacamata

Senja di kota budaya mengembalikan ingatan tentang gadis kacamata yang lama tak kutahu kabarnya.
Hampir tiap mengajar mengaji, selalu kudapatkan dia bermuka lesu dipelataran masjid. Di wajahnya tergambar jarak yang telah berkilo kilo di tempuh, namun senyumnya tetap bersinar sebening kacamatanya.
Dia gadis seberang desa yang menjadi buah bibir jamaah-jamaah masjid. Dia anak piatu, Bapaknya telah setahun lumpuh karena stroke, sementara harus menghidupi 3 orang putrinya. 2 adiknya bersekolah ditaman kanak kanak dan sekolah menengah, sementara Dia sedang mempertahankan prestasinya agar tetap memperoleh beasiswa di perguruan tinggi negeri yang ada di kota.
Hampir setiap hari ku melihat si kacamata bersama sepeda ontelnya, dipenuhi karung karung tempat menaruh dagangan roti coklatnya...()


Monday, 5 January 2015

mencintaimu itu sangat sederhana
terus bersamaimu tumbuh dewasa
labuhkan asa berjumpa cukup dengan doa
hingga saat saling kita bercerita berdua  

Sunday, 4 January 2015

"Apa keinginan terbesarmu kelak ketika kamu diizinkan bertemu Rosulullah di dalam Surga?"


A : " Ingin memeluknya" 
E: " Ingin melihat senyumnya"
H : "mencium tangannya"
 G: "mendapat nasihatnya"
M : "bertegur sapa, saling bertutur kata dengannya"
S : "Ingin mendengar langsung dari lisannya, kisah-kisah legendaris yang termaktub di Al Quran" 

Muhammad Bin Idris #1

Betapa takjub kita dengan kecerdasan si pemuda Gaza, yang diusia 7 tahun al Qur’an telah dihafal, dan diusia 10 tahun kitab karya ulama besarpun juga ikut bersarang dikepalanya.

Kita juga dibuat tersentak, saat Beliau telah diminta mengisi majelis yang rata-rata jamaah hadir memiliki usia jauh diatasnya. Kemudian ditengah majelis Beliau pun menenggak segelas air putih yang membuat heboh para jamaah hadir yang kala itu sedang berpuasa Ramadhan. Dengan polos Beliau lalu menjelaskan ” Saya belum baligh.”

Dan diusia tua pun Beliau seperti belum kehilangan kecerdasannya. Saat akan keluar dari kota Baghdad menuju Mesir, Beliau dimintai kesaksian oleh aparatur pemerintah untuk mengakui bahwa Al Qur’an itu MAHLUK! Dengan segala keyakinan Beliau mengangkat genggaman tangan kirinya, lalu dibuka jari-jemari satu per-satu seraya berkata, “Taurat,Zabur,Injil, Al Qur’an!”, sambil menunjuk dengan tangan kanannya Beliau menegaskan “ini semua adalah MAHLUK!” 

Ada-ada saja memang Muhammad bin Idris