Friday, 9 May 2014

Meletakan keromantisan

Banyak orang mengekspresikan keromantisan dalam berbagai macam cara, memberikan kejutan hadiah, candlelightdinner dan semacamnya. Yang sering dilalaikan terkadang adalah cara mengekspresikan keromantisan tidak sesuai dengan objeknya, apalagi aktivitas oleh subjek-objek beda jenis yang masih berlabel haram misalnya berduaan di tempat gelap tanpa ada seorang pun menemaninya, berpegangan tangan dengan mesra sambil pegangan lainnya. Ini cara yang tidak melihat objeknya


Menurut saya keromantisan bisa kita ekspresikan dengan siapapun asal tepat caranya. Keromantisan harus punya frame sendiri namanya aturan, yang membatasi sejauh mana kita dapat melakukan keromantisan itu, istilahnya kalau di agama islam adalah syari’at.


Mengenal objek dan batasan membuat kita paham bagaimana meletakan sesuatu agar tetap romantis di jalan yang semestinya. Malahan pikir saya akan terasa lebih romantis dibanding cara-cara mainstream keromantisan khususnya yang melibatkan subjek-objek yang beda jenis berlabel haram. Tak ingin berjabat tangan dengannya karena bukan hak kita, membatasi percakapan chating, atau bahkan mengantarkan motor untuk menjemputnya dihalte kemudian kita rela untuk berjalan kaki. Singkatnya menjaga agar tak berkurang nilai kesuciannya. (Ini pandangan saya selaku subjek, entah bagaimana objek memandangnya)

Pun halnya untuk keromantisan-keromantisan yang lain, meletakan kepala di pangkuan istri, memberi kejutan tiket naik haji untuk orang tua, saling bertukar kado dengan sahabat, bisa juga berduaan mesra dengan Tuhan ditengah malam sunyi. 

Semoga kita termasuk orang-orang yang romantis kepada semua yang tercinta dan terkasih dalam hidup kita.Dan ukurlah nilai keromantisan dari sejauh mana ketulusan, perjuangan,keikhlasan dan kesungguhan mereka/kita untuk melakukan hal-hal mesra dan mengasyikan untuk kita/mereka

No comments:

Post a Comment