Dari Tugu sampai Balapan
Kesempatan datang berkali-kali, dalam artian kesempatan untuk berbuat maksiat ( godaan hawa nafsu), astaghfirullahal’adzim.
Stasiun Tugu, Yogyakarta, 22 Maret 2012. Berjubel orang yang berbondong-bondong untuk menaiki mesin yang sangat fenomenal, kereta api, untuk mencoba menyambung silaturahim maupun kembali sejenak ke kampung halaman. Ya, bertepatan satu hari sebelum Hari Libur Nasional.
Mungkin bisa diitung jari, yang ke berapa saya naik kereta api, situasi nya beda, ramai dan setiap orang berlomba-lomba untuk dapat tempat duduk.
Kereta api tepat datang jam 16.15 WIB. Sesuai dengan papan pengumuman yang di tempel di bagian karcis, tapi sayangnya ndak ada pengumuman kereta berangkat jam berapa, dan sampai ke tujuan jam berapa. Prambanan ekspress, yang sering disapa Prameks, kereta ekonomi yang sangat merakyat untuk semua kalangan, mulai dari pelajar sampai mbah-mbah sepuh, pilihan tepat yang langsung di ekksekusi dengan tiket Cuma 10 ribu.
ee..kereta tiba, para pengantri sudah langsung berancang –ancang mencuri start, untung saja gak ada yang terjun ke bawah rel. Berdesak-desakan, mencoba masuk ke pintu masuk kereta. Yang paling bisa dilakukan istighfar sebanyak-banyaknya (dosok sana,dosok sini), gak peduli pria-wanita yang penting dapat tempat yang wenak di dalam kereta.
Setelah masuk ke dalam,ada ibu-ibu yang tiba-tiba menjawil saya. “mas,mas..” sambil menunjukan sesuatu petunjuk yang tertulis di kereta. Ternyata tulisan itu, GERBONG KHUSUS WANITA. Hehe. Kaget, campur malu, campur seneng juga, ditambah gak terlalu was-was, karena banyak laki-laki juga yang salah masuk.
“Pak, ini gerbong khusus wanita, mohon pindah, hargai kami sebagai wanita” sahut salah satu wanita penghuni gerbong. “lho2,saya gak tau mbak, sudah terlanjur disini e, masak ya mau pindah, ini juga sudah penuh..” kata salah satu bapak yang mencoba membalas. “ ini peraturan pak, di Jakarta juga sudah ada kaya gini,” balas perempuan, “ya sudah-ya sudah biar nanti petugas yang merapikan, ini juga mau berangkat keretanya.”bapak tadi meyakinkan wanita.
Beberapa menit kemudian para petugas datang dan merapikan kami pria yang tersesat (salah gerbong). Saya terkejut ternyata ada juga peraturan seperti itu gerbong wanita), ya bukan apa-apa, ini bentuk perubahan yang harus dipertahankan dan perlu ditambah lagi, mulai dari jumlah gerbong khususnya. Hal ini dalam menjaga saling mepet-mepet dan bersenggolanya ikhwan/akhwat. Hal ini ternyata sudah dipakai di Jepang, pada bus atau kendaraan umum yang lain, tempat duduk khusus wanita yang disediakan beberapa deret tertentu sudah di terapkan disana. Jepang menilai, mengutamakan wanita yang khusunya adalah wanita hamil, sangat perlu di utamakan. Begitupun di Mekkah, kendaraan umum seperti Bus, sudah menerapkan pemisahan antara ikhwan dan akhwat.
Ya..ya. negara kita harus dan saya rasa tepat untuk mengutamakan sistem seperti ini. Selain juga menjga interaksi ikhwan akhwat, hal ini juga mendukung kenyamanan dalam berkendaraan, dan mengurangi kesempatan-kesempatan yang tidak jelas ( senggol-menyenggol). Hal positifnya juga untuk ibu hamil, sangat perlu di utamakan.
Masuk di salah satu gerbong, wah, ternyata sudah penuh. Akhirnya dengan sekuat tenaga mencoba bertahan diantara kaum hawa, dan cuaca yang sangat sumpek. Peluit dari salah seorang petugas, tanda kereta berangkat. Tut..tut..
Tapi Alhamdulillah, sudah dapat tempat yang PW.
Ee..tiba-tiba kereta masih mau mengisi penumpang lagi, ketika itu berhenti di stasiun lempuyangan, padahal saya rasa kapasitas sudah tidak memenuhi. Tambah lagi ikhwan/akhwat saling sundul menyundul, rebutan masuk. Lalu, kereta api kembali melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah lagi, posisi masih PW.
Ee..Tak taunya berhenti di Bandara Adi Sucipto, masyaAllah, saya tidak yakin dengan kekuatan Kereta (feeling orang sipil). Sepertinya sudah mencapai overload.
Waduh, akhirnya kehilangan posisi PW. Tapi dari situ, saya banyak melihat bermacam-macam karakter orang. Ada yang mencoba beramah tamah dengan sampingnya, ada yang tersenyum, ada yang cemberut, dan satu yang pasti, semua memegang HP. Huh..huh.. Ditengah perjalanan saya mendengar pembicaraan orang. “ini masih mending lho, liat deh Jakarta, malah lebih parah, pintu kereta aja udah pada rusak, dirusakin penumpang-penumpang nakal. Lalu mereka pada gelantungan kayak di bus. Ada juga yang di atas pada naik disana. Ngeri deh.”kata salah seorang penumpang.
Ternyata memang orang Indonesia memang punya kerakter yang kuat, agak buas-buas dikit. Bayangkan saja, ketika beban orang melebihi beban rencana yang mestinya diterima kereta. Pasti akan sangat membahayakan. Yang bener saja, sampai-sampai ada yang gandulan dan naik diatas kereta. Kalau tiba-tiba jatuh gimana coba. Nyawa taruhannya. Pemerintah harusnya menghimbau petugas kereta agar lebih tegas dalam mengelola kenyamanan penumpang dalam berkereta. Jangan sampai membedakan anara ekonomi, eksekutif, jangan please.. Jumlah tiket harusnya di batasi penjualannya, agar kereta bisa berjalan dan beroperasi dengan semestinya. Bayangkan jika tiba-tiba kereta ngguling karena banyaknya beban penumpang,kacau kan.
Tiba-tiba,cit…kereta mengerem mendadak. Para penumpang menyerukan nama Allah, diselingi ada yang ketawa pula,lampu kereta juga padam. Wah, apakah jangan-jangan karena overload. Kereta macet dalam beberapa menit, 4-7 menit. Was-was, dibarengi dengan udara yang sangat panas menghampiri para penumpang di kereta. Akhirnya setelah beberapa menit berselang, kereta kembali melanjutkan perjalanan, dengan kecepatan yang tidak sperti dulu saya naik kereta.
Harapan untuk mendapatkan kembali datang, ketika kereta berhenti di 2 stasiun untuk menurunkan penumpang..duh-duh.alhamdulillah.
Tempat duduk akhirnya di dapat. Tiba-tiba salah satu mbak-mbak menanyai saya.” Mas turun mana?”, “oh Jebres” sahut saya. “tapi kalau jam segini keretanya gak berhenti Jeres mas, langsung ke purwosari dan balik kejogja.” Balas mbak yang sambil memakai helm di dalam kereta.”oh ya to?makasih” sahut saya lagi. Dan saat di stasiun Balapan, saya turun, menuju pintu keluar, disambut para tukang ojek dan taksi yang selalu setia untuk para penumpangnya. Tapi ternyata kawan sudah menjemput,akhirnya sampai juga…
Kondisi kekinian sistem/management perkereta apian di Indonesia, kalah sama luar negri, tapi aku tetep CINTA NEGERIKU !!
No comments:
Post a Comment