Subuh
itu pernah ku temukan sepasang kacamata tertinggal ditempat wudlu puteri. Aku
pun teringat si gadis kaca mata, yang hampir tiap hari menghabiskan lelahnya
mulai dari maghrib hingga usai isya, untuk solat berjamaah.
Kacamata
yang ketemukan sangat kusam, kacanya sudah tidak kokoh lagi terapit pada
tempatnya, dan ditambah sedikit penguat agar bisa dipakai sebagaimana
biasanya.
Karena ku iba melihatnya, aku belikan sepasang frame baru untuk kaca
beningnya, dan kutaruh ditempat yang sama saat aku menemukannya. Dan aku pikir,
si kacamata akan kembali magrib nanti untuk mengambil kacamatanya. Aku selipkan
sedikit kata-kata kalau ia memang tak salah mengambil.
Senja esok harinya kupandang dari kejauhan nampak ia terlihat begitu anggun dengan kacamata barunya, menggambarkan betapa ia sangat menikmati lelah keringatnya (....)